jenis-jenis batuan
1. Batuan Beku
a.
Batu Obsidian
Ket : Obsidian adalah kaca vulkanik
yang terbentuk sebagai batu apung ekstrusif. Obsidian terbentuk dari ekstrusi
lava felsik yang mendingin dengan cepat tanpa pertumbuhan kristal. Kaca
vulkanik ini dimanfaatkan sebagai titik proyektil atau pedang pada zaman kuno,
dan skalpel operasi pada zaman modern
b.
Batu Granit
Ket : Granit adalah jenis batuan
intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan. Granit kebanyakan
besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan sebagai batuan
untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan
jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latin granum.
Meja granit sebagai bidang acuan dalam proses pengukuran Dalam bidang industri
dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai
pengukuran dan alat pengukur. Hal ini dikarenakan granit bersifat kedap air,
kaku (rigid), non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi termal yang
sangat rendah. Salah satu penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat
(Coordinate Measuring Machine)
c.
Basalt
Ket : Basalt adalah batuan beku
yang ekstrusif, terbentuk dari solidifikasi magma yang terjadi di permukaan
bumi. Biasanya basalt berwarna abu-abu atau hitam, karena pembekuannya cepat di
permukaan bumi. Basalt juga terbentuk di Bulan, Mars, Venus, dan bahkan di
asteroid Vesta. Basalt merupakan salah satu batuan paling umum di Bumi.
d.
Andesit
Ket : Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik dengan komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika Selatan atau daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti Indonesia. Nama andesit berasal dari nama Pegunungan Andes. Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik, candi dan piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah banyak memakai material ini, misalnya: sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja batu, arca dll. Di zaman sekarang batu andesit ini masih digunakan sebagai material untuk nisan kuburan orang Tionghoa, cobek, lumpang jamu, cungkup/kap lampu taman dan arca-arca untuk hiasan. Salah satu pusat kerajian dari batu andesit ini adalah Magelang. Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Cirebon dan Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat perbukitan yang merupakan daerah tambang Batu Andesit. Untuk batu Andesit di daerah cirebon umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari 2 Jenis utama: Andesit Bintik dan Andesit Polos
e.
Apung
Ket : Batuapungiatau Pumis (pumice) ldah istilah tekstural untuk batuan vulkanik yang merupakan lava berbuih terpadatkan yang tersusun atas piroklastik kaca yang amat mikrovesikular dengan dinding batuan beku gunung berapi ekstrusif yang bergelembung, amat tipis dan tembus cahaya. Batu apung adalah produk umum letusan gunung (pembentukan Plinius dann ignimbrit) dan umumnya membentuk zona-zona di bagian atas lava silikat. Batu apung bervariasi dalam hal kepadatannya menurut ketebalan bahan padat antargelombang; banyak sampel yang mengapung di air. Setelah letusan Gunung Krakatau, berton-ton batu apung hanyut ke Lautan Teduh lebih dari 20 tahun, beserta batang pohon yang mengapung dengannya. Batu apung banyak digunakan untuk membuat beton ringan atau yang kepadatannya rendah dan insulatif. Juga digunakan sebagai bahan penggosok, seperti pelitur, penghapus pensil, pengelupas kosmetik, dll.
2. Batuan Endapan
a.
Konglomerat
Ket : Konglomerat adalah batuan sedimen klastik berbutir kasar yang
terdiri dari fraksi - fraksi berukuran besar berbentuk membundar hingga
klas-klas berukuran kerikil berbentuk menyudut tanggung misalnya, kerikil, kerakal, bongkah, yang
diameternya lebih besar dari 2 mm. Konglomerat terbentuk oleh konsolidasi dan
litifikasi kerikilan. Konglomerat biasanya mengandung sedimen yang berbutir
lebih halus seperti pasir, lanau,
lempung atau kombinasi dari mereka, yang disebut matriks oleh ahli geologi.
Matriks mengisi celah - celah antar klas
dan sering disemen oleh kalsium karbonat, oksida besi, silika, atau
lempung yang mengeras
b.
Breksi
Ket : Breksi adalah batuan yang terdiri dari fragmen - fragmen mineral rusak atau batuan yang disemen secara bersama-sama oleh matriks berbutir halus yang dapat mirip dengan atau berbeda dari komposisi fragmen. breksi memiliki bentuk menyudut. Kata breksi berasal dari bahasa Italia, yang berarti "lepasan kerikilan" atau "batuan yang dibuat oleh kerikilan yang tersemen". Sebuah breksi mungkin memiliki berbagai asal yang berbeda, sesuai dengan penamaannya seperti breksi sedimen, breksi tektonik, breksi beku, breksi impact, dan breksi hidrotermal.
c.
Pasir
Ket : Batupasir (Bahasa Inggris: sandstone) adalah Batuan Sedimen yang terutama terdiri dari mineral berukuran pasir atau butir-butir batuan. Sebagian besar batupasir terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak terdapat di kulit bumi. Seperti halnya pasir, batupasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan batupasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna tertentu batupasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu. Sebagai contoh, sebagian besar wilayah di bagian barat Amerika Serikat dikenal dengan batupasir warna merahnya. Batupasir tahan terhadap cuaca tetapi mudah untuk dibentuk. Hal ini membuat jenis batuan ini merupakan bahan umum untuk bangunan dan jalan. Karena kekerasan dan kesamaan ukuran butirannya, batupasir menjadi bahan yang sangat baik untuk dibuat menjadi batu asah (grindstone) yang digunakan untuk menajamkan pisau dan berbagai kegunaan lainnya. Bentukan batuan yang terutama tersusun dari batupasir biasanya mengizinkan perkolasi air dan memiliki pori untuk menyimpan air dalam jumlah besar sehingga menjadikannya sebagai akuifer yang baik
d.
Serpih
Ket : Serpih adalah batuan sedimen berbutir halus
yang terbentuk dari pemadatan lumpur dan lempung. Ukuran partikel mineralnya
biasa kita sebut sebagai "lumpur". Komposisi yang demikian meyebabkan
banyak orang yang memasukan serpih kedalam kategori batuan sedimen
"batulumpur" (mudstones). Tetapi sebenarnya serpih dibedakan dari
batulumpur karena karena karakternya yang "fissile" dan
"laminated". "Laminasi" berarti bahwa batuan terdiri dari
banyak lapisan tipis, sedangkan "Fisil" artinya batuan itu gampang
terbelah menjadi potongan-potongan tipis disepanjang laminasi-nya.
e.
Kapur
Ket : Gamping (bahasa Inggris: limestone, istilah komersial : batu kapur) (CaCO3) adalah sebuah batuan sedimen yang terdiri darimineral kalsit dan aragonit, yang merupakan dua varian yang berbeda dari CaCO3 (kalsium karbonat). Sumber utama daricalcite adalah organisme laut. Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan terdeposit di lantai samudra sebagai ooze pelagik (lihat lsoklin untuk informasi tentang dissolusi kalsit). Kalsit sekunder juga dapat terdepositkan oleh air meteorik tersupersaturasi (air tanah yang mengendapkan material di gua). Ini menciptakan speleothem seperti stalagmit dan stalaktit. Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite (Gamping Oolitik) dan dapat dikenali dengan penampilannya yang granular. Gamping membentuk 10% dari seluruh volume batuan sedimen.
3. Batuan Metamorf (Malihan)
a.
Batuan Genes (Gneiss)
Ket: Gneiss adalah typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat batuan sedimen atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi. Hampir dari semua jejak jejak asli batuan ( termasuk kandungan fosil) dan bentuk bentuk struktur lapisan ( seperti layering dan ripple marks) menjadi hilang akibat dari mineral-mineral mengalami proses migrasi dan rekristalisasi. Pada batuan ini terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral mineral seperti hornblende yang tidak terdapat pada batuan batuan sediment. Pada batuan gneiss, kurang dari 50 persen dari mineral mineral menjadi mempunyai bentuk bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan. Kita dapat melihat bahwasannya tidak seperti pada batuan schist yang mempunyai pensejajaran mineral yang sangat kuat, batuan gneiss tidak retak atau hancur sepanjang bidang dari pensejajaran mineral tersebut, dan terbentuk urat-urat yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral di dalam batuan tersebut, hal ini tidak seperti kebanyakan bentuk bentuk perlapisan yang terdapat pada batuan schist. Dengan proses metamorfosa lebih lanjut batuan gneiss dapat berubah menjadi magmatite dan akhirnya terkristalisasi secara total menjadi batuan granit. Meskipun batuan ini terubah secara alamiah, gneiss dapat mengekalkan bukti terjadinya proses geokimia di dalam sejarah pembentukannya, khususnya pada mineral mineral seperti zircon yang bertolak belakang dengan proses metamorfosa itu sendiri. Batuan batuan keras yang berumur tua seperti pada batuan gneiss yang berasal dari bagian barat Greenland, Isotop atom karbon dari batuan tersebut menunjukkan bahwasannya ada kehidupan pada masa batuan tersebut terbentuk , yaitu sekitar 4 millyar tahun yang lalu.
b.
Marmer
Ket : Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari Batu kapur atau
dolomit. Marmer yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh mineral
kalsit. Kegunaan Batu Marmer dapat digunakan di rumah untuk perabotan, komponen
komponen bangunan seperti lantai, meja, kamar mandi, jendela. Selain itu Marmer juga dapat digunakan untuk bahan baku
pembuatan Piala , Patung, prasasti , papan nama ,vandel dll.
c.
Sabak
Ket : Batusabak (slate) adalah batuan metamorf homogen berbutir halus yang berfoliasi dan berasal dari batuan asal berupa batuan sedimen bertipe menyerpih yang terdiri dari lempung atau abu vulkanik yang mengalami metamorfisme regional berderajat rendah. Ini adalah batuan metamorf foliasi berbutir paling halus. Foliasi mungkin berhubungan dengan perlapisan sedimen asal, namun berbentuk bidang - bidang yang tegak lurus dengan arah kompresi metamorfik. Foliasi yang sangat kuat disebut juga "Belahan sabak". Foliasi ini disebabkan oleh kompresi yang kuat yang menyebabkan lempung berbutir halus menyerpih dan tumbuh kembali dalam bentuk bidang - bidang yang tegak lurus dengan kompresi. Ketika para ahli memotong tepat sejajar dengan foliasi menggunakan alat - alat khusus, banyak batusabak akan membentuk lapisan - lapisan datar batuan yang telah sejak lama digunakan sebagai bahan atap, ubin lantai, dan tujuan lain. Batusabak biasanya berwarna abu - abu, terutama yang biasa terlihat sebagai penutup atap. Meskipun begitu, batusabak dapat terbentuk dalam warna yang bermacam - macam bahkan dapat berwarna khas pada satu tempat saja. Batusabak berbeda dengan batuserpih.
Komentar
Posting Komentar